Pejuang Pendidikan Gratis dari Ulujadi
Pagi ini seperti biasa, berangkat
ke sekolah dan mengantar anak masuk hingga gerbong sekolah. Alhamdulillah
anak-anak masih bisa menikmati Pendidikan dasar sesuai dengan umur normal.
Tetapi ternyata hal ini tidak berlaku buat salah satu daerah yang ada di Kota
Palu. Daerah itu Bernama Ulujadi.
Warga Ulujadi mayoritas bekerja
sebagai nelayan. Beberapa diantara anak-anak mereka ada yang membantu kala
melaut atau hanya sekadar mengantarkan ke bibir pantai sesaat sebelum melaut.
Banyak diantara mereka karena
alasan ekonomi sehingga tidak lanjut sekolah. Miris iya. Cuma itu adalah
pilihan. Bagi mereka bekerja membantu keluarga, entah hanya kerja serabutan,
jauh lebih baik dibandingkan harus sekolah lebih tinggi untuk hanya sekadar
mendapatkan ijazah. Karena bagi mereka, kerja hari ini untuk makan hari ini.
Urusan besok, biarlah terjadi esok.
Sekolah Gratis itu Nyata
Putus sekolah dan gelandangan
adalah hal biasa bagi warga Ulujadi. Untungnya masih ada seorang pejuang
Pendidikan yang peduli akan hal ini. Beliau adalah Surya Dharma selaku pendiri
dan penggagas sekolah gratis non formal Bernama PKBM Khatulistiwa.
Menariknya, meskipun gratis
ternyata di awal kemunculan PKBM ini tidaklah semudah membalikkan telapak
tangan. Kala itu, sekitar tahun 2011 pencarian peserta didik yang sudah putus
sekolah benar-benar mengalami banyak kendala. Ternyata, masih banyak orang tua
yang ragu akan “sekolah gratis” ini. Mereka khawatir kala dipertengahan jalan
nanti tetap diminta iuran seperti sekolah formal lainnya. Dan issue ini memang
menjadi kendala utama dari berdirinya PKBM Khatulistiwa.
Untungnya kala itu, Surya Dharma
beserta beberapa rekan lainnya melakukan kolaborasi dengan DKM Masjid yang
berada di sekitar Ulujadi. DKM masjid berfungsi sebagai media penyebar
informasi kala sholat Jumat terkait program sekolah gratis. Hingga akhirnya
terkumpul 20 remaja putus sekolah sebagai murid angkatan pertama PKBM
Khatulistiwa. Sebuah pencapaian luar biasa.
Sekolah Informal Berbasis Kompetensi
Sebagai sekolah informal tentu
saja sistem pembelajarannya didesain sedemikian rupa menggunakan paket modul
yang bisa diambil dua hari dalam satu pekan yaitu hari sabtu dan minggu.
Para remaja tanggung yang awalnya
putus sekolah tersebut mencoba kembali peruntungan mereka melalui pendidikan
berbasis paket modul yang sudah disusun oleh tim penggerak dari PKBM
Khatulistiwa.
Di PKBM Khatulistiwa ini mereka
bukan hanya belajar modul saja tetapi juga belajar keterampilan lainnya seperti
komputer, fotografi dan Bahasa Inggris. Dengan harapan pasca kelulusan mereka
nanti, bukan hanya memiliki ijazah setara tetapi juga memiliki kemampuan yang
membantu di dunia kerja.
Perjuangan Surya Dharma yang Tak Henti
Sejak pertama kali memiliki murid
tahun 2013, maka proses belajar mengajar selalu berjalan setiap pekan. Hingga
bencana gempa dan tsunami pun melanda kota Palu dan Donggala.
Kala itu, hari Jumat, 28 September
2018 kota Palu diguncang gempa bumi berkekuatan 7,4 skala richter (SR) yang
disusul dengan tsunami. Kota Palu menjadi kota mati. Hampir semua lokasi
berfokus terhadap pencarian korban. Banyak posko pengungsian berdiri untuk para
korban yang masih hidup.
Bencana ini pula melumpuhkan
aktivitas di PKBM Khatulistiwa. Pastinya tidak ada lagi proses pembelajaran
karena semua berfokus untuk menata kondisi masing-masing. Untungnya, bangunan
PKBM Khatulistiwa tetap berdiri utuh. Selang beberapa bulan pasca gempa dan
tsunami, perlahan-lahan Palu bangkit. Termasuk PKBM Khatulistiwa.
Aktivitas belajar pun sudah
dimulai tetapi jumlah peserta didik menurun drastis. Banyak diantara mereka
keluar kota Palu untuk mencari kondisi aman. Ada juga yang kehilangan kontak.
Ini adalah masalah baru kala itu. Tetapi dengan sosialisasi yang massif, secara
perlahan peserta didik yang ingin menempuh Pendidikan di PKBM Khatulistiwa
bertambah.
Dan ini lah yang membuat Surya
Dharma menjadi salah satu penerima SATU Indonesia Awards bidang Pendidikan
tahun 2018.
Sekadar informasi. SATU Indonesia
Awards adalah ajang bergengsi yang diselenggarakan oleh ASTRA group sebagai
bentuk apresiasi anak bangsa atas kontribusi yang sudah dicapai dalam mendukung
terciptanya kehidupan berkelanjutan. Selam aini dalam pemilihan SATU Indonesia
Awards dibagi dalam beberapa bidang seperti Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan,
Kewirausahaan dan Teknologi.
Hambatan dan tantangan selalu
datang selama proses perjalanan PKBM Khatulistiwa tetapi selalu saja Surya Dharma berhasil
melewatinya dengan baik. Berbekal semangat meningkatkan taraf hidup para remaja
putus sekolah dari Ulujadi sebagai pejuang sekolah non formal gratis.
Komentar
Posting Komentar